KERIS TILAM UPIH
KERIS TILAM UPIH
PAMOR : WENGKON ISEN
TANGGUH : ESTIMASI MATARAM SENOPATEN
RANGKA LADRANG ( beli bekas karena saat mendapatkan pusaka hanya bilah saja)
Asal usul pusaka dari hasil tirakatan di makam Pangeran Samodro di Gunung Kemukus Kab Sragen.
FILOSOFI TILAM UPIH
Banyak cerita tentang keris pusaka keluarga (“ampuh”) dengan dapur Tilam upih ini. Banyak yang meyakini bahwa pusaka yang berwujud keris memiliki bentuk-bentuk sederhana, seperi halnya Tilam Upih. Tilam Upih memiliki ricikan terdiri dari gandik, pijetan/blumbangan dan tikel alis. Menurut cerita dahulu kala, salah satu wali dari majelis wali-sanga, yaitu Kanjeng Sunan Kalijaga pernah menyarankan kepada pengikut-pengikut beliau. Bahwa keris pusaka pertama yang harus dimiliki adalah keris dengan dapur Tilam Upih.
Menurut beliau keris dengan dapur ini, bisa menjadi pengikut/teman yang setia disaat suka maupun duka, disaat prihatin dan disaat jaya. Tilam Upih yang dalam terminologi Jawa berarti tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk alas tidur, diistilahkan sebagai kondisi sedang tirakat/prihatin, masih tidur dengan alas yang keras, belum dengan alas yang empuk. Untuk itu dengan Keris Pusaka Tilam Upih diharapkan memperoleh efek ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Oleh karena itu, banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dapur Tilam Upih. Keris Pusaka selanjutnya yang perlu untuk dimiliki biasanya Berdapur Tilam Sari. Keris yang melambangkan kejayaan pemiliknya.
PAMOR WENGKON ISEN PENDARINGAN KEBAK
Tentang Pamor Wengkon
Dilihat dari penampilannya, tampak seolah pamor yang sederhana. Tetapi pamor Wengkon atau Tepen tidak dapat dibuat oleh sembarang empu. Hanya para empu yang cermat dan teliti dalam kerjanya yang sanggup membuat motif pamor Wengkon dengan baik.
Bentuk gambaran motif pamor Wengkon berupa garis yang membentuk bingkai sejak dari bagian gandik. Ke tepi depan, ke pucuk, ke tepi belakang, hingga wadidang keris. Kata wengkon artinya memang bingkai. Sedangkan nama Tepen, berasal dari kata tepian.
Karena membentuk bingkai, pamor ini terkadang disebut juga pamor Lis-lisan. Lis = bingkai.
Tuah atau angsar pamor wengon bagi sebagian pencinta keris dipercaya dapat melindungi pemiliknya dari bahaya, penangkal guna-guna, penangkal fitnahan, mencegah gangguan binatang buas dan berbisa. Pamor wengkon secara umum tidak pemilih, artinya siapa saja cocok memiliknya.
Pamor wengkon banyak yang dikombinasikan dengan pamor lainnya, seperti wos wutah, ron genduru, tambal, dlsb.
Tentang Pamor Pedaringan Kebak :
Pamor ini ditinjau dari gambaran motifnya sangat mirip dengan pamor wos wutah. Ditinjau dari sudut arti namanya pun ada kaitannya. Wos Wutah artinya Beras Tumpah, sedangkan Pedaringan Kebak artinya Peti Beras yang penuh. Kata “pedaringan” artinya peti beras. Dulu, orang Jawa umumnya menyimpan beras dalam sebuah peti besar terbuat dari kayu.
Pamor ini ditinjau dari gambaran motifnya sangat mirip dengan pamor wos wutah. Ditinjau dari sudut arti namanya pun ada kaitannya. Wos Wutah artinya Beras Tumpah, sedangkan Pedaringan Kebak artinya Peti Beras yang penuh. Kata “pedaringan” artinya peti beras. Dulu, orang Jawa umumnya menyimpan beras dalam sebuah peti besar terbuat dari kayu.
Dari segi bentuk gambaran pamornya,
pedaringan kebak lebih ruwet dibandingkan dengan bentuk gambaran pamor
wos wutah. Pamor ini boleh dikatakan menempati hampir seluruh permukaan
bilah keris, tidak mengelompok menjadi beberapa bagian.
Sedangkan tuahnya bagi yang percaya,
lebih kurang sama denga tuah pamor wos wutah. yaitu ketentraman rumah
tangga, karier, memudahkan datangnya rezeki, dan juga sebagai penolak
bencana.
Pamor ini tidak pemilih, artinya siapa saja cocok memilik keris dengan pamor ini.
ATAS KEHENDAK ALLAH SWT SEMUA BISA TERJADI
trimakasih infonya sangat menarik,,
BalasHapusbermanfaat sekali,,
mantap,,.
Saya punya
BalasHapusMasihkah tilam upih pamor wengkon Bu Dwi
BalasHapusmohon petunjuk dmn sya bisa ganti warangka keris serupa yg sudah rapuh
BalasHapus